MAKALAH IKD KELOMPOK 1 PGSD 2012


BAB I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
          Sebelum  pola  pikir  manusia  berkembang  pesat, terutama pemahaman filosofis terhadap kehidupan alamiah manusia serta berbagai pandangan tentang alam jagat raya ini. Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang dijalaninya. Manusia juga mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam, mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi hal itu sering tidak terjawab secara memuaskan. Sehingga dalam hal ini timbul pengetahuan baru yang muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan.
            Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan what “apa” tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how kemudian why. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dai perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi.
          Pola pikir manusia dalam beberapa hal tidak terlepas dari simbol dan idiom-idiom budaya yang dimitoskan. Pemanfaatan simbol dan idiom cenderung dijadikan sebagai pengikat atau keterkaitan batiniah seseorang dengan nenek moyang sebagai salah satu pembentukan jati diri bangsa yang merupakan kekayaan budaya yang efektif untuk dipakai sebagai pelajaran terutama yang berkaitan dengan nilai moral.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat manusia itu?
2.      Bagaimana sifat keingintahuan manusia?
3.      Bagaimana perkembangan alam pikiran manusia?
4.      Bagaimana sejarah, penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada manusia?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan  hakikat manusia.
2.      Memahami sifat keingintahuan manusia.
3.      Menganalisis perkembangan alam pikiran manusia.
4.      Menjelaskan sejarah, penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada manusia.


BAB II
Pembahasan
 
1. Hakikat Manusia
1.1. Pengertian Hakikat Manusia
            Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna , ada  juga yang menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1.      Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku   intelektual dan sosial.
3.      Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6.      Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

1.2. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Kuat
            Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia    dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak    dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara.     Sedangkan binatang  bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
           
1.3. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Bertanggung Jawab
                Sesungguhnya  hakikat  manusia  adalah mahluk yang bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri adalah semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya. Naluri ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahata. Namun pada hakikatnya atas tindakan kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki tanggung jawab.
           
1.4. Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya
            Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
1.      Kemampuan Menyadari Diri
      Kaum  rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada  adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan yang lain dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
2.      Kemampuan Bereksistensi
      Kemampuan  bereksistensi  adalah  kemampuan  menempatkan diri dan menerobos. Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka pada manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia  bukan  ”berada”  seperti  hewan  dan  tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi. Jika            seandainya pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar “ber-ada” dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya kemampuan bereksistensi  inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku mahkluk infra human, dimana hewan menjadi orderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer terhadap lingkungannya.
3.      Kata Hati
      Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang ikut serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”.   Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.
4.      Moral
      Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata       hatiyang tajam belum  otomatis  perbuatannya  merupakan  realisasi  dari kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang mengantarai keduanya       masih ada aspek yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga sering disebut pendidikan kemauan.
5.      Tanggung Jawab
      Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada  diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati, masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan.
6.      Rasa Kebebasan
      Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntunan kodrat manusia.             Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatanya (moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia.
7.      Kewajiban dan Hak
      Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya hak memperoleh perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena pemenuhan hak dan pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang berarti tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat sepenuhnya dilakukan.
8.      Kemampuan Menghayati Kebahagian
      Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada aspek nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya irasional. Kebahagian itu ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual (lulus sebagai sarjana, mendapat pekerjaan dan     seterusnya) atau pun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya tetapi terletak pada kesangguapan menghayati     semuanya itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut      didalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu, usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagian adalah pribadi manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati         kebahagaian apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai pandangan hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk merealisasikan dengan cara yang realistis.

2.  Sifat Keingintahuan Manusia
2.1. Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Manusia
          Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk  mengetahui sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat, merasa, mencium, dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting dari             seluk-beluk adanya pengetahuan.
            Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara otomatis setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman setiap orang berbeda-beda, penyelesaian masalahnya  bersumber pada pengalaman yang beragam sehingga pengetahuan menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman akan membedakan cara penyelesaian masalah, sekaligus memperkaya pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga. Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama dan kemudian melahirkan  empirisme.  Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsuf  yang menekankan peranan pengalaman dalam   memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam bahwa sumber pertama pengetahuan adalah             pengalaman. Manusia yang belajar dari pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa depan sangat bergantung       padakecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik semua       pengalaman.
            Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan bentuk konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat didalam kepala manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak dalam menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang digagas.
            Manusia memiliki rasa ingin tahu atau kurioritas yang terus tumbuh dan berkembang sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat terpuaskan, apabila suatu masalah dapat dipecahkan akan timbul masalah lainnya yang menunggu pemecahanya. Manusia akan terus bertanya setelah mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi. Hal ini demikian berlangsung berabad-abad sehingga terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial yaitu berfikir, al-insan hayawanu naathiq, artinya manusia adalah makhluk yang berfikir. Karena itu lahirnya ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu alamiah berasal dari pemikiran manusia tentang jati diri alam.

2.2. Fungsi Ilmu Alamiah Bagi Manusia
            Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman yang dalam Bahasa Inggris disebu natural science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuknya konsep dan prinsip. Fungsi ilmu alamiah bagi manusia didasarkan pada hal-hal berikut:
1.      Manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu pengetahuan.
2.      Manusia lahir dalam keadaan fitrah.
3.      Manusia diwajibkan mencari ilmu.
4.      Semua ilmu bersumber dari alam dan berasal dari Tuhan.
            Empat fungsi diatas merupakan titik tolak dan prinsip lahirnya ilmu pengetahuan. Karena dengan empat pandangan tersebutlah, manusia tidak berhenti mengembangkan pendidikan, baik secara teoritis maupun sacara praktis, sehingga ilmu pengetahuan semakin berkembang dan alam semakin diketahui eksistensinya. Ilmu pengetahuan alam wajib dipelajari oleh manusia agar manusia memiliki kapabilitas yang ilmiah dalam membaca gejala alam dan memanfaatkan
Hasil-hasil alam dengan baik dan benar. Salah satu ilmu yang menjelaskan  alam dilihat dari ciri-ciri umumnya yang normatif adalah ilmu alamiah dasar. Ciri-ciri ilmu alamiah dasar adalah sebagai berikut:
1.      Merupakan disiplin ilmu yang sudah ada.
2.      Objek penelitian berupa gejala alam.
3.      Memerlukan uji laboraturium dan uji eksperimental.
4.      Bersifat objektif.
5.      Berkelanjutan.
6.      Dapat dirasakan hasilnya.
7.      Rasional.
8.      Bersifat matematis dan teknologis, yakni dapat diterapkan dalam kehidupan manusia untuk berbagai kepentingan.

3. Perkembangan Alam Pikir Manusia
          Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam sehingga mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman. Tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Pengetahuan baru muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos, sehingga cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi, sehubungan dengan kemajuan zaman maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Negara Indonesia yang pluralis kesukuannya atau ras dan etnisnya, memiliki kebudayaan serta keyakinan agama beragam. Sarat dengan legenda dan mitos-mitos yang patut di jadikan pelajaran. Secara filosofis semua bukan sekedar mitos dan legenda , melainkan pesan-pesan yang tersirat didalamnya memberikan inspirasi berpikir pada perkembangan manusia, dari yang berfikir mitologis menuju berpikir yang empiris dan rasional.
            Legenda dan keyakinan manusia terhadap mitos-mitos yang memberikan pesan-pesan religius sesungguhnya  tidak disampaikan oleh untaian cerita dan kata-kata yang tanpa makna simbolis. Nilai-nilai kesusastraan dan sajak atau pantun-pantun yang diuntai dalam kalimat yang puitis memberikan gambaran kemajuan estetik dan pola pikir manusia yang penuh kelembutan dan keindahan. Sejak awal perkembangan berbagai mitos dan hubungannya dengan legenda, dongeng, dan cerita rakyat lainnya. Sejarah mitos adalah bagian dari hakikat kehidupan manusia sejak manusia dilahirkan ke dunia. Adapun hal-hal yang sangat penting dari mitos adalah sebagai berikut:
1.      Mitos diperlukan untuk menunjang sistem nilai hidup manusia.
2.      Mitos dapat memberi kejelasan tentang eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
3.      Mitos dapat memberi kejelasan tentang bentuk hubungan yang baik antarsesama manusia dan wujud Yang Maha Tinggi.
4.      Mitos adalah pencerahan masyarakat  yang hidup dimasa lalu dalam menemukan jawaban-jawaban atas masalah yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam. Karena mitos adalah pandangan manusia tentang berbagai gejala alam yang merupakan jawaban yang cerdas sesuai dengan kepastiannya.

            Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babillonia, yakni kira-kira 600-700 SM. Orang Babillonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit, bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sabagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun, yaitu satu kali matahari beredar ketempat semulai yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babillonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos, sehingga pengetahuan semacam ini disebut pseudo science ( sains palsu). Dalam hal ini ada tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah:
1.      Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi dan Ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2.      Anaximenes, mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales yang mengatakan bahwa air adalah salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
3.      Herakleitos, pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
4.      Pythagoras, mengatakan semua unsur benda adalah tanah, api, udara, dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C² = A² + B², sehubungan dengan alam semesta  Ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
5.      Demokritos, bila benda dibagi terus maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut atom yang tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
6.      Empedokles, menyempurnakan pendapat Pythagoras, Ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7.      Plato, yang mempunyai pemikiran yang brbeda dengan orang sebelumnya, Ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya satu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
8.      Aristoteles merupakan ahli pikir, Ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya Ia membuang ajaran yang tidak masuk akan dan memasukan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar  alam yang disebut hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara, atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, angin, lembab, panas, dan kering.
9.      Ptolomeus, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya ( goesentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
10.  Avicenna merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer.
           
            Perkembangan pola pikir manusia berevolusi secara bertahap mengikuti berbagai kejadian dan pengalaman yang setiap hari silih berganti. Di Indonesia pola pikir nenek moyang kita mengalami perubahan seiring dengan per-kembangan zaman, ilmu, dan pengetahuan. Agama-agama yang berkembang, seperti adanya animisme dan dinamisme. Suatu kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang dan para penguasa alam jagat raya ini dengan wilayahnya masing-masing.

4.  Sejarah, Penalaran, dan Cara Memperoleh Ilmu
     Pengetahuan Pada Manusia
4.1. Sejarah Manusia
          Secara umum, ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang ini berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau berkembang dari manusia Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, berhadapan dengan suatu periode waktu yang sangat panjang dan tidak bisa begitu saja dipastikan. Para peneliti pernah menemukan lukisan gua di Perancis Selatan yang diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Paparan tersebut menyatakan bahwa terdapat problem fundamental di dalam penelitian ilmiah tentang asal usul manusia, yakni bahwa suatu bukti fisik yang kecil seringkali dijadikan suatu pondasi bagi teori besar tentang perkembangan dan proses migrasi manusia purba. Sehingga dapat dikatakan, satu batu kecil bisa jadi titik awal bagi suatu teori masif tentang asal usul manusia. Berikut merupakan jenis-jenis manusia:
1.      Homo Sapiens
            Homo sapiens adalah makhluk yang berfikir sehingga merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berfikir apakah sebaiknya dilakukan pada masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan
2.      Homo Faber
            Homo faber adalah manusia yang dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat kerena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan.
3.      Homo Languens
            Homo languens adalah manusia yang dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bhasa lisan.
4.      Homo Socius
            Homo socius adalah manusia yang dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama.
5.      Homo Ecconomicus
            Homo ecconomicus adalah manusia yang dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi. Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung dan rugi. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual dipasaran.
6.      Homo Religius
            Homo religius adalah manusia yang menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan  lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama.
7.      Homo Humanus dan Homo Aesteticus
                        Homo humanus adalah manusia yang berbudaya, sedangkan homo aesteticus adalah manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-           perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang           memiliki sifat-sifat yang unik, jauh berbeda dari pada hewan apalagi           tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau           tumbuhan.

            Sekitar empat juta tahun yang lalu muncul suatu spesies di Afrika yang merupakan percabangan dari kera. Spesies inilah yang nantinya berkembang menjadi homo sapiens, atau manusia sekaran ini.

4.2. Penalaran Manusia
            Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua manusia kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
            Berpikir merupakan suatu kegiatan untttk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu:
 1. Pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut       logika. Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk    penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan       bahwa kegiatan penalaran merupakan satu proses berpikir logis, di mana     berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut         suatu pola tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika tertentu.     Hal ini patut kita sadari bahwa berpikir logis itu mempunyai konotasi yang             bersifat jamak (plurar) dan bukan tunggal (singular). Suatu kegiatan      berpikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu logika tertentu, dan mungkin       tidak Iogis bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Hal ini scring    menimbulkan gejala apa yang dapat kita sebut sebagai kekacauan         penalaran yang tidak konsistennya kita dalam mernpergunakan pola        berpikir tertentu.
 2.  Kedua dari penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya   penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri              kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk       analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya           penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yarg mempergunakan     logika ilmiah, dari demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan    logikanya tersendiri pula. Sifat analitik ini, kalau kita kaji lebih jauh,            merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tanpa adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan, sebab pada hakikatnya      merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

4.3. Cara Manusia Memperoleh Ilmu Pengetahuan
            Pada zaman dahulu kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun pemikiran. Keterbatasan itu menyebabkan pengamatan menjadi kurang  seksama, dan cara pemikiran yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikian, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran. Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercayaan. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk memuaskan alam pikirannya. Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sajarah perkembangan jiwa manusia baik sabagai individu maupun sebagai keseluruhan yang berlangsung tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif.
2. Tahap filsafat atau metafisik.
3. Tahap positif atau ilmiah ril.          
            Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) yang merupakan pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu. Rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia berasal dari ingin mengenal dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Perkembangan selanjutnya adalah keingintahuan manusia pada alam sekitanya. Dengan kemampuan bahasa, manusia berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta kegunaan bagi manusia.

BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
·        Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan makhluk lain, namun dengan akal budi dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat hidup dengan lebih baik lagi.
·         Menurut kodratnya manusia selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang dilakoninya. Banyak mitos yang berkembang merupakan metode untuk memahami segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam jagat raya ini, berbagai pertanyaan atas ketidaktahuan atau rasa penasaran manusia atas eksistensi jagat raya ini hanya dijawab dengan mitos.
·         Manusia mampu menggunakan pengetahuan lama untuk dikombinasikan dengan pengetahuan baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi, selain untuk kepuasan manusia juga keperluan praktis agar hidup manusia lebih mudah dan menyenangkan.
·         Dalam sejarah manusia dapat berfikir bagaimana sumber keingintahuannya tidak terbatas pada keadaan diri manusia sendiri ataupun keadaan sekelilingnya.

2. Saran
                        Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak     kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan      kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun tersebut.
                        Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi      memberika kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami, demi         mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat             berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.

Daftar Pustaka


Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung.

Jablonski dan Choplin. 2000. Catatan Teratur Evolusi Manusia.

Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia:                                      Jakarta.
1 Response
  1. Anonim Says:

    Bagus .. mksih .. :)